Selasa, 18 November 2014

Jenis dan Pengembangan Paragraf



  1. JENIS PARAGRAF
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan difat dan tujuannya sebagai berikut.
  1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada isi suatu pembicaraan yang akan dipaparkan kemudian di dalam karangan. Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka bertujuan  untuk menutarakan sauatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Karena itu, paragraf pembuka hendaknya menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan berikutnya serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Salah satu cara untuk menarik perhatian adalah dengan mengutip pernyataan atau pendapat yang merangsang dari para ahli atau orang yang terkenal di bidangnya. Usahakan paragraf pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tujuan dari penulisan itu. Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.

Fungsi paragraf pembuka:
-         Mengantar pokok pembicaraan
-         Menarik  minat dan perhatian pembaca
-         Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
-         Menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
2.       Paragraf Pengembang
 yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan.
Fungsi paragraf pengembang adalah:
1)      Menguraikan, mendeskripsikan, membandingkan, menghubungkan, menjelaskan, atau menerangkan
Kata-kata yang lazim digunakan: mengidentifikasi, menganalisis, detail, fungsi, dll.
2)      Menolak konsep: alasan, argumentasi, contoh, fakta, rincian, menyajikan dukungan.
Kata-kata yang lazim digunakan: bertentangan dengan, berbeda dengan, tidak sejalan dengan, dll.
3)      Mendukung konsep: argumen, argumentasi, fakta, rincian.
Kata-kata yang lazim digunakan: tambahan pula, lebih jauh, sejalan dengan hal itu, dll.

  1. Paragraf Penutup

Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang dipaparkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas tegas dan tuntas di dalam paragraf-paragraf pengembang, dan disimpulkan atau ditegaskan kembali di dalam paragraf penutup.
Jadi, isi paragraf itu dapat berupa simpulan atau penegasan kembali pemaparan yang telah disajikan sebelumnya. Atau, adakalanya pula sebuah paragraf penutup berisi rangkuman dari perincian-perincian jabaran yang telah dilakukan sebelumnya di dalam bagian isi karangan atau tulisan.
Paragraf penutup dalam karangan ilmiah juga bertugas untuk meninggalkan bahan-bahan perenungan yang bisa disajikan didalam bentuk kalimat tanya refleksi dan retoris. Bukanlah maksud dari pertanyaan itu untuk mengundang jawaban yang baru di dalam paragraf itu, tetapi dengan pertanyaan itu, segala persoalan dan jawaban yang telah disampaikan di dalam tulisan atau karangan itu dipersilahkan untuk dibatinkan di kedalaman hati para pembaca.
  

  1. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraph terdiri atas:
  1. Pengembangan Alamiah
  2. Pengembangan Deduksi- Induksi
  3. Pengembangan Analogi
  4. Pengembangan klasifikasi
  5. Pengembangan Komparatif dan Kontrstif
  6. Pengembangan Sebab Akibat
  7. Pengembangan Klimaks- Antiklimaks

  1. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu yang bersifat kronologis. Pengembangan ini dilakukan dengan menjelaskan pikiran utama dengan urutan ruang atau urutan waktu. Pengembangan dengan urutan ruang bisa dilakukan dengan menjelaskan ruang dari yang paling dekat hingga yang paling jauh atau sebaliknya. Pengembangan dengan urutan waktu bisa dimulai dari yang paling awal hingga akhir atau sebaliknya. Paragraf dengan pola pengembangan alamiah biasanya digunakan pada paragraf naratif atau prosedural.
Contoh:
Paragraf yang dikembangkan dengan urutan ruang
Fasilitas produksi pabrik itu berada pada lokasi yang strategis. Sekitar dua kilometer di sebelah barat adalah gudang milik pemasok bahan baku. Di sebelah timur, terdapat aliran sungai bersih yang menjadi sumber air untuk proses pengolahan. Dan yang terpenting, akses menuju jalan tol yang berada sekitar dua kilometer di sebelah selatan pabrik.
Pargraf yang dikembangkan dengan urutan waktu
Seluruh aktivitas penelitian akan diselesaikan dalam tahun 2012. Tahap penyusunan rencana penelitian akan selesai pada akhir bulan Januari. Tahap pengumpulan data dari sampel membutuhkan waktu tiga bulan dan akan selesai pada pertengahan bulan April. Tahap analisa data membutuhkan waktu lima bulan. Tahap ini akan selesai pada bulan Oktober. Tahap akhir penelitian adalah penulisan laporan. Tahap tersebut akan diselesaikan pada bulan Desember.


  1. Pengembangan Deduksi- Induksi
a.       Pola Pengembangan Deduksi
Paragraph deduktif adalah paragraph yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Kalimat utama berada di awal paragraph.
Contoh:
Beberapa tips menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakn”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah mulai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Mencocokkannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari dibuku.
b.      Pola Pengembangan Induksi
Paragraph induktif adalah paragraph yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Kalimat utama berada di akhir paragraph.
Pola pengembangan paragraph induksi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
a.       Generalisasi, yaitu paragraph yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum.
Contoh:
Gelombang Cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya, Jenmani dicari penggemar tanaman hias karena keindahan daunnya. Tidak hanya Jenmani dan Gelombang Cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenis anthurium ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi.
b.      Analogi, yaitu paragraph yang dikembangkan dengan membandingkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh:
Gelombang Cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya Gelombang Cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin indah pula Gelombang Cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya Gelombang Cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan.
c.        Sebab-akibat, yaitu paragraph yang dikembangkan berdasarkan hubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini, akibat bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Gelombang Cinta memiliki daun yang bergelombang, harga Gelombang Cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran Gelombang Cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan Gelombang Cinta.
d.      Akibat-sebab, yaitu paragraph yang dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Sebab bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh:
Para pembeli Gelombang Cinta terpaksa berdesak-desakkan di luar toko. Mereka juga berdesak-desakkan di dalam toko. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan koran. Mereka rela mengantre karena harga Gelombang Cinta di toko itu sangat murah.

c.       Pola Pengembangan Deduksi-Induksi (Campuran)
Paragraph campuran adalah paragraph yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraph. Dalam paragraph ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasa yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi.
Contoh:
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah mulai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab kumpulan soal-soal di buku kumpula soal. Mencocokkannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang UAN.

  1. Pengembangan Analogi

Analogi menunjukkan ketidaksamaan (perbedaan) yang sisitematis antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Lain halnya dengan perbandingan dan pertentangan yang memberikan sejumlah ketidaksamaan antara dua hal. Bila seseorang mengatakan “awan dari sebuah atom itu membentuk sebuah cendawan raksasa”, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawa merupakan sebuah analogi, sebab sebuah hal itu sangat berbeda kelasnya, kecuali kesmaan bentuknya.
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum, untuk menjelaskan hal yang kurang umum. Perhatikan contoh berikut:

“Pencabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan ranting-ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula pencabangan pada bahasa.
Tetapi harus diingat bahwa antara pencabangan bahasa dan pencabangan sebatang pohon terdapat suatu perbedaan. Setelah sebuah bahasa bercabang, maka antara bahasa-bahasa yang baru itu masih terdapat kontak timbal-balik, masih terjalin pengaruh mempengaruhi antara kedua bahasa itu. Lain halnya dengan cabang sebuah pohon atau ranting yang terpisah, ia tidak menghiraukan lagi nasib cabang atau ranting-ranting lainnya.”


  1. Pengembangan Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (Keraf dalam Mudlofar 2002: 103). 
Pola Paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraf melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi :

a.       Contoh 1:

Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan, mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain sebagainya.

b.      Contoh 2:
Dewasa ini ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Sumber-sumber itu selain berupa tenaga air dan, tenaga matahari, dapat pula berupa tenaga panas bumi dan tenaga nuklir. Sebagai pembangkit listrik, nuklir telah dimanfaatkan hampir di seluruh dunia.

  1. Paragraph sebab akibat
Paragraph sebab akibat adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan atau embeberkan fakta khusus yang menjadi sebab dan samai pada kesimpulan yang menjadi akibat. Pengembangan paragraph ini seing menggunakan kata-kata padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena. Paragraph sebab akibat ini dikembangkan dengan proses berfikir kausatif. Proses berfikir ini menyatakan bahwa suatu sebab pasti akan menimbulkan  akibat. Sebb menjadi ide pokok sedangkan akibat menjadi ide penjelas.

Contoh paragraph sebab akibat:
Sekarang banyak sekali orang yang tidak sadar akan kebersihan lingkungannya. Mereka membuang sampah seenaknya sendiri tanpa rasa bersalah. Akibatnya jika pada musim hujan tiba seperti sekarang ini, terjadi banjir dimana mana. Banyak orang menyalahkan pemerintah karena berbagai alasan tanpa mereka sadari kalau banjir itu akibat ulahnya sendiri yang tidak menjaga kebersihan lingkungannya.

  1. Pengembangan Paragraf komparatif dan kontrastif

Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaanya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuanya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaan untuk mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan perbandingan kontrastif.

Kesimpulan:
“Pengembangan komparatif melakukan perbadingan dimensi dimensi yang sama. Sedangkan pengembangan konstrastif melakukan perbandingan”.


  1. Klimaks dan Anti-Klimaks
Klimaks yaitu suatu gagasan utama mula-mula yang diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedukdukannya, kemudian berangsur-angsur disusun dengan sebuh gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun sekian macam sehingga gagasan-gagasan berikutnya lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
Contoh:
“Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sejalan dengan kemajuan tekonologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti mesin giling yang digerakan oleh uap. Pada waktu tank sedang menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. “Keturunan” traktor model tank ini sampai sekarang masih digunakan orang, yaitu traktor yang pakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Catrepillar. Di samping Caterpillar, Fordpun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang tidak mau kalah saing dengan dalam bidang ini. Produksi jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.”
Gagasan utama alinea di atas adalah Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman yang terdapat pada awal alinea. Kemudian diperinci dalam empat gagasan bawahan, yaitu; traktor yang dijalankan dengan uap, traktor yang pakai roda rantai, traktor buatan ford, dan traktor buatan jepang atau padi traktor. gagasan bawahan pertama didukung oleh dua kalimat, gagasan bawahan  kedua didukung oleh tiga kalimat; sebaliknya gagasan bawahan ketiga hanya didukung oleh satu kalimat. Sebab itu terasa bahwa gagasan ini juga kurang jelas. Gagasan bawahan keempat ditunjang oleh dua kalimat.
Adapun, contoh lain :
- Dalam pengembangan komoditas kopi terlihat berbagai instansi yang menangani kegiatan produksi pengolahan, dan pemasaran. Pelbagai kegiatan pembinaan dalam pengembangan komoditi kopi harus didasarkan pada suatu kebijaksanaan komoditas yang konsisten dan terpadu. Kebijaksanaan produksi, pengolahan lahan, dan pemasaran-pemasaran itu harus secara konsisten dan terpadu membina peranan komoditas kopi dalam pembangunan nasional. Demikian pula untuk komoditas pertanian yang lain. Inilah yang disebut kebijaksanaan komoditas terpadu secara vertikal.
Variasi gagasan dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu menulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah

2.  Paragraf Antiklimaks

- Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah.

- Contoh paragraf antiklimaks:
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama, kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah      ( birokrasi ) baik sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.
 

DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1982. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah
Prof. DR. Gorys Keraf. Komposisi_Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.
Rahardi, Kunjana. 2009.BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI, Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar